Rahma Sarita: assalamualaikum wr wb

HAL:  Lebaran Tertunda Ke Tanggal 31 Dan Virginia Tewas Setelah Aku Turun Dari Sepeda


id.yahoo.com
Syaiful Jamil dan istri, Virginia Anggraeni yang tewas pada kecelakaan mobil di jalan tol Padaleunyi hari Sabtu pagi tanggal 3 September 2011.
bandung.detik.com
Syaiful Jamil ikut menggotong jenazah sang istri Virginia Anggraeni.
……
……
inilah.com
Toyota Avanza yang ditumpangi oleh Syaiful Jamil dan istri Virginia Anggraeni beserta anggota keluarga lain dalam kecelakaan pada Sabtu pagi 3 September 2011 berwarna merah maroon, seperti warna mobil Suzuki Swift yang ketemu aku di pertigaan jalan Kutilang Raya dan Elang Raya pada Jumat siang 2 September 2011 yang menyebabkan aku turun dari sepeda.
brisbanetimes.com
……
based on google maps
……
inilah.com
……
Empat macam barang, pada struk pembelian di Vinna Mart tgl. 2 September 2011 jam 13:03, kertas kurang pas ditengah jadi huruf-huruf awal di sebelah kiri hilang, seperti mobil yang terserempet. Urutan dari atas adalah: Monde Bourbon Rp. 5.350 , Milo satu renceng terdiri dari 8 sachet Rp. 8.950 , Swallow Globe agar-agar Rp. 2.400 , Kaya King kacang goreng Rp. 1.750 . Tiga macam barang, pada struk pembelian di Alfa Mart tgl. 2 September 2011 jam 13:41. Telur ayam 4 butir Rp. 4.005 , Snack Monde Serena Gold Rp. 2.800 , Indomilk susu kental manis dalam kaleng Rp. 7.600.
……
……
……


Hari Raya Iedul Fitri 1432H yang jatuh pada akhir Agustus 2011 ini mengalami sedikit perbedaan yaitu ada penundaan dari yang semula di kalender tertulis tanggal 30, menjadi tanggal 31 setelah dalam sidang Isybat di Departemen Agama diperoleh laopran bahwa Hilal belum dapat dilihat di sebagian besar wilayah Indonesia.

Sedangkan Muhammadiyah tetap melangsungkan Iedul Fitri pada 30 Agustus 2011 dan melaksanakan sholat Ied pada tanggal 30 Agustus 2011 itu di berbagai tempat di Indonesia.

Berbeda hari dalam merayakan Lebaran sudah lama sering terjadi. Sejak aku masih kecil sudah sering mendengar “Muhammadiyah sudah lebaran duluan lho, sudah sholat Ied hari ini…….”. Seiring dengan perkembangan media yang semakin luas jangkauannya dan semakin terbuka tahun-tahun belakangan ini, kita makin mengetahui pula bahwa ada jemaah-jemaah lain yang juga suka berbeda dalam hari Lebaran, antara lain jemaah Naqsabandiah yang banyak dianut masyarakat Sumatera Barat dan konon antara lain pernah dianut oleh proklamator RI Bung Hatta, juga ada jemaah Aboge di Jawa Tengah, jemaah An-Naziah di Sulawesi Selatan, dan lain-lain.

Namun memang perhatian lebih tertuju kepada perbedaan antara NU dan Muhammadyah, karena kedua organisasi ini memiliki pengikut dalam jumlah besar.

Dari pembicaraan dalam sidang Isybat tanggal 29 Agustus 2011 yang lalu maupun dari data-data di Internet, kita dapat mengetahui bahwa perbedaan mendasar dari dua kelompok besar ini adalah dalam menafsirkan hadist nabi Muhammad s.a.w. yang kurang lebih berbunyi ” …..apabila engkau tidak dapat melihat Hilal maka lengkapilah puasamu menjadi 30 hari ……”

Kata “melihat Hilal” ini oleh kalangan NU ditafsirkan dengan harus melihat langsung ke langit dengan mata kepala manusia, sedangkan oleh Muhammadiyah tidak harus melihat langsung ke langit dengan mata kepala melainkan dapat berupa “melihat” secara hitung-hitungan diatas kertas dengan ilmu falak.

Untuk kalangan NU masih ditambah lagi dengan kriteria berdasarkan kesepakatan MABIMS, Majelis Agama Malaysia Brunei Indonesia dan Singapura, yaitu agar dapat dilihat maka posisi Hilal harus minimal 2 derajat diatas Ufuk dan minimal 3 derajat dari Matahari, serta umur minimal 8 jam. Kriteria ini disebabkan kalau kurang dari 2 derajat diatas Ufuk maka akan terlalu rendah untuk dilihat, dan kalau kurang dari 3 derajat dari Matahari akan terhalang oleh kekuatan sinar matahari, dan kalau umur kurang dari 8 jam akan sulit terlihat karena terlalu tipis sinar bentuk bulan yang muncul.

Pada tanggal 29 Agustus 2011 sore, posisi Hilal di seluruh wilayah Indonesia berkisar antara minus 0,1 derajat hingga 1,60 derajat. Sedangkan jarak sudut antara Matahari dan Bulan berkisar antara 5,58 derajat dan 6,83 derajat. Umur Bulan saat Matahari terbenam berkisar antara 5,50 jam dan 8,62 jam.

Berarti kalau dilihat dari hitungan diatas kertas sesuai cara Muhammadiyah, malam itu sudah masuk ke 1 Syawal, dengan kata lain tanggal 30 Agustus 2011 sudah masuk hari Lebaran. Tapi kalau dilihat dengan mata kepala ke langit sesuai cara NU, maka karena posisi hilal kurang dari 2 derajat diatas Ufuk sehingga belum memenuhi kriteria MABIMS, dengan demikian bulan puasa harus digenapkan menjadi 30 hari yaitu Lebaran menjadi jatuh pada tanggal 31 Agustus 2011.

Pada 30 Agustus 2011 saat interview dalam acara Apa Kabar Indonesia pagi hari di TV-One, KH Ma’aruf Amin dari MUI memberi usulan agar mudah-mudahan dengan perkembangan teknologi yang sudah sedemikian maju saat ini dapat digunakan teropong canggih yang dapat melihat Hilal tanpa harus terkendala kriteria yang disebut diatas.

Untuk aku, perubahan dari tanggal 30 menjadi tanggal 31 itu seperti terkait dengan soal kesediaanku ditanggalkan dari dunia fana ini, menghadap Allah ketemu ajal untuk kebaikan umat manusia.

Sebab tanggal 31 itu, kalau angka 3 dan 1 dijumlahkan, akan menjadi empat terkait namaku Firman yang dalam bahasa Jerman atau Belanda “fir” itu berarti empat. Sehingga seperti kelanjutan beberapa kejadian tak biasa yang muncul belakangan ini menjelang tanggal yang memuat angka empat, sebagaimana aku tulis di beberapa surat terdahulu.

Yaitu Pesan Bill Gates Soal 13-14 dan Respon First Lady Soal Bill Gates 1314 terkait tanggal 14 Juni 2011. Juga Isyarat First Lady Untuk Rahma Michelle Pray terkait tanggal 24 Juni 2011, Tidak Datang 4 Juli 2011 terkait tanggal 4 Juli 2011, Dua Undangan Juli 2011 terkait tanggal 24 Juli 2011, Heli Memuat Dian Jatuh Di Bitung terkait tanggal 4 Agustus 2011, Presiden Obama ketemu Rahm Emanuel terkait tanggal 4 Agustus 2011, Indiana Stage Collapse terkait tanggal 14 Agustus 2011, tiga kecelakaan pesawat dengan tiga tewas terkait tanggal 22 Agustus 2011. Dan yang paling belakangan ini Gempa Langka Di Washington DC terkait tanggal 24 Agustus 2011.

Oleh sebab itu pula meskipun aku tetap puasa pada 30 Agustus 2011 dan tidak ikut lebaran bersama Muhammadiyah, namun pada 31 Agustus 2011 aku tidak datang ke sholat Ied. Sebab kalau aku datang khawatir disangka aku membatalkan kesediaanku ketemu ajal, tidak mau ditanggalkan dari dunia fana ini, orang sudah ditanggalkan koq masih datang, ‘kan malah jadi seperti hantu atau zombie dong.

Dua hari sesudah Lebaran, pada hari Jumat 2 September 2011 siang, sesudah sholat Jumat di mesjid Wisma Cakra aku mengayuh sepeda ke toko Vinna Mart di jalan Jawa Cinere. Beli biskuit coklat Bourbon, Milo sachet,  bubuk agar-agar Swallow, dan kacang Kayaking bungkus kecil,

Dalam perjalanan pulang, aku mampir di Alfamart beli telur empat butir, snack Serena, sama  Indomilk kaleng. Jumlah telur empat butir agar seperti empat kosong terkait namaku Firman yang dalam bahasa Jerman atau Belanda “fir” itu berarti empat, agar sesuai kesediaanku ketemu ajal untuk kebaikan umat manusia. Kalau meninggal dalam suasana Lebaran ‘kan inysaAllah bagus dong, sebab dalam keadaaan sudah Fitri kembali.

Lalu perjalanan berlanjut diatas sepeda lagi, dengan bungkusan belanjaan ditaruh dekat stang sepeda, di bagian besi yang membujur dari depan ke belakang dan biasa disebut sebagai “sepeda laki”. Seperti biasa aku ikatkan plastik bungkusan ke besi itu.

Sampai di ujung jalan Elang Raya dekat pertigaan dengan jalan Kutilang Raya, ada mobil bak terbuka warna merah diparkir di sebelah kanan jalan, memang sudah sering parkir disitu karena untuk disewakan. Dari arah berlawanan ada ibu muda bersama anak kecil berjalan di tepi jalan, dan sang ibu sedang mengatakan “ini yang terakhir….”.

Di belakang sang ibu, ada mobil Suzuki Swift warna merah maroon berjalan pelan. Aku nggak sempat memperlambat sepedaku dengan baik agar tidak perlu turun dari sepeda, sehingga terpaksa berhenti dan turun dari sepeda karena jalan terlalu sempit dengan kemunculan mobil dari arah berlawanan itu. Kalau tidak turun, cuman dengan mengandalkan kaki kiri menyentuh tanah, tidak mudah karena sadel sepeda cukup tinggi sehingga kakiku tidak dapat menyentuh tanah. Kalaupun bisa, harus dengan memiringkan sepeda, padahal sejak Kamis sehari sebelum itu aku lagi puasa 6 hari di bulan Syawal, sehingga aku khawatir kalau memiringkan sepeda akan terpeleset dan telur yang baru dibeli akan pada pecah.

Saat turun dari sepeda seperti itu aku sempat khawatir, sebab baru dua hari sebelum itu aku tidak datang sholat Ied karena tanggal 31 seperti berarti aku tanggal dari dunia ini. Dengan aku turun dari sepeda, jangan-jangan diartikan aku membatalkan kesediaanku untuk naik ke langit menghadap Allah ketemu ajal untuk kebaikan umat manusia. Jangan-jangan seperti kejadian Lady Diana dulu, setelah semula aku menulis surat dan melukis beliau karena nama beliau seperti berarti “die” sehingga meperkuat kesediaanku ketemu ajal, namun kemudian pada 1997 sesudah beliau resmi bercerai aku usulkan beliau agar berjodoh dengan seseorang dan ternyata malah beliau yang wafat kecelakaan mobil.

Dan tidak sampai sehari kemudian betul juga, muncul berita kecelakaan mobil pada Sabtu 3 September 2011 jam 10 pagi yang menewaskan Virginia Anggraeni istri dari Syaiful Jamil.

Waktu di TV ditampakkan mobil yang dinaiki pada kecelakaan itu, terlihat mobil itu berwarna merah maroon persis seperti warna merah maroon mobil yang menyebabkan aku turun dari sepeda pada Jumat siang.

Plat nomer mobil yang disupiri sendiri oleh Syaiful Jamil pada kecelakaan itu adalah B 1843 UFU. Huruf belakang UFU seperti kata “ufuk” yang digunakan pada penentuan Hilal untuk menetapkan Lebaran, yang tahun ini jatuh pada tanggal 31 Agustus 2011.

Selain itu angka pada plat nomer B 1843 UFU itu juga seperti terkait dengan kegiatanku pada Jumat 2 September 2011 itu. Angka 18 seperti pada plat nomer kedutaan Australia, misalkan CD-18-01 adalah plat nomer untuk duta besar Australia, sedangkan untuk staff lain bisa CD-18-39 atau CD-18-112 dan lain-lain. Dan negara Australia dikenal pula sebagai negara “down under”.

Sedangkan angka 43 seperti terkait jumlah barang yang aku beli pada hari Jumat 2 September 2011 itu, Mula-mula di Vinna Mart aku beli empat macam barang, lalu di Alfa Mart aku beli tiga macam barang. Tentu saja waktu itu aku tidak memperhatikan jumlah barang yang aku beli, sebab aku beli sekedar untuk keperluan saja. Baru pada saat aku menuliskan semua ini, aku perhatikan bahwa di Vinna Mart aku beli empat jenis barang dan kemudian di Alfa Mart aku beli tiga, berarti turun dari empat ke tiga.

Selain itu, saat beli di Vinna Mart aku mendapat struk pembelian yang mungkin pemasangan kertas kurang baik di mesin kasir sehinggga huruf-huruf awal di sebelah kiri pada struk itu hilang semua. Dan setelah muncul gambar di TV mengenai mobil yang mengalami kecelakaan yang menewaskan istri Syaiful Jamil, terlihat bahwa bagian samping kanan mobil itu tergerus akibat gesekan dengan beton pemisah jalan, sehingga seperti struk pembelian di Vinna Mart yang kehilangan huruf-huruf awal itu. Ini seperti terkait dengan apa yang dikenal dengan “berdagang dengan Allah”, dimana “Allah membeli dari orang beriman dan bertakwa, harta dan jiwa mereka……”

Semua ini seperti isyarat dari langit bahwa aku harus tetap pada komitmenku untuk tidak turun, melainkan naik, bukan naik di bidang politik tapi naik menghadap Allah SWT, ketemu ajal untuk kebaikan umat manusia.

Pesan ini semakin penting karena belum lama berselang muncul berita mengenai Gempa Langka Di Washington DC dan New York pada tanggal 23 Agustus 2011 dengan pusat gempa di Virginia, yang seperti nama istri Syaiful Jamil yang tewas itu yaitu Virginia Anggraeni.  Gempa itu langka karena memang jarang terjadi di kawasan itu, untuk New York saja masyarakat disitu baru merasakan gempa lagi setelah 67 tahun yang lalu pada tahun 1944.

Sedangkan pesan untuk kamu adalah, kalau dibandingkan dengan beban yang dipikul oleh Syaiful Jamil maka beban kamu tidaklah terlalu berat. Kalau Syaiful Jamil harus kehilangan orang yang sangat dia cintai, dalam suasana saling mencintai yang sedang sangat berbunga-bunga setelah baru lima bulan menikah dan bahkan konon sang istri sedang hamil satu bulan. Sedangkan kamu, ‘kan kamu emang nggak terlalu cinta sama aku disebabkan keadaanku yang cuma pas-pasan ini, sehingga kalaupun kamu harus mengalami hal yang sama yaitu aku wafat setelah baru beberapa bulan menikah sama kamu, maka beban kamu tentu tidak akan terlalu berat. Sebab setelah aku wafat untuk kebaikan umat manusia, maka kamu akan dengan mudah mendapatkan pengganti aku, kamu tinggal pilih cowo-cowo lain yang sangat lebih baik dan lebih dapat diandalkan dibandingkan aku yang serba pas-pasan ini.


Jakarta, 5 September 2011.
wassalam,


a.m. firmansyah
sms 0812 183 1538


Tinggalkan komentar