Rahma Sarita: assalamualaikum wr wb

HAL: SMS Tiket Gratis The Tourist Lalu 3+1 Tokoh Wafat


……..
……..
……..
……..
……..
……..
……
traileraddict.com traileraddict.com
……..
……..
……..
Presiden SBY dan Ibu Ani berdoa didepan peti jenazah Sudwikatmono, didampingi oleh tokoh pendidikan Arif Rahman (kiri) . detik.foto.com/Rusman/Rumga Pres – 09/01/2011 – 14:16 WIB
……..
Hj Sri Sulastri Sudwikatmono, meletakkan karangan bunga dituntun putra bungsunya, Agus Lasmono, diatas pusara Sudwikatmono Prawirodiharjo, Minggu (9/1/2011). Pak Dwi meninggal di RS Mont Elizabeth, Singapura, Sabtu (8/1), karena komplikasi. Tribunnews.com – Yogi Gustaman – Minggu, 9 Januari 2011 – 13:28 WIB
……..
……..
Jenazah Elfa Secioria dikebumikan di TPU Pondok Kelapa, Jakarta Timur pada Minggu (9/1/2011) siang. Isak tangis keluarga dan pelayat mengiringi pemakaman Elfa. Elfa Secoria meninggal karena komplikasi penyakit pada Sabtu (8/1/2011). Elfa sempat mendapat perawatan medis di RS Pertamina Jaya, Cempaka Putih. detikhot – Rachman Haryanto – Minggu, 09/01/2011 – 14:00 WIB
……..
……..
Sejumlah kerabat mendoakan kepergian Maemunah Thamrin (82), istri Pramoedya Ananta Toer, di TPU Karet Bivak, Jakarta, Minggu (9/1/2011). Hj Maemunah Thamrin, istri novelis Indonesia, Pramoedya Ananta Toer, meninggal dunia pada Sabtu (8/1/2011) siang. Kompas.com / Adi Dwijayadi – Minggu, 9 Januari 2011 – 11:13 WIB
……
……
Foto dari website bangakbar.com, pada peringatan ulang tahun  ke 80 Prof. Dr. Midian Sirait di Hotel Sultan, Jakarta, (14/11/08). Dari kiri ke kanan, Awaloeddin Djamin, Cosmas Batubara, Siswono Yudohusodo, Agung Laksono, Akbar Tandjung, Salahuddin Wahid. Bawah: Prof. Dr. Midian Sirait. Prof Dr Midian Sirait meninggal dunia di Jakarta, Minggu 9 Januari 2011 di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Jakarta Selatan setelah dirawat beberapa waktu karena mengidap penyakit ginjal.


Pada surat “Janji Datang Tanggal Enam, Lalu Medan Banjir” aku sebutkan mengenai hari Rabu sore aku janji untuk datang keesokan hari pada hari Kamis ke studio TV baru yang menurut info merupakan tempat kerja baru kamu. Namun kemudian aku batalkan karena kemudian pada Kamis pagi aku baru ingat bahwa hari Kamis itu adalah tanggal 6, yang dapat diartikan menanggalkan kesediaanku untuk “end A.M.”, menanggalkan kesediaanku untuk ketemu ajal untuk kebaikan umat manusia. Dan pada hari itu juga aku baru tahu bahwa setelah aku janji di telepon kepada si penerima telepon bahwa aku akan datang keesokan hari, beberapa jam kemudian pada Rabu malam terjadi banjir besar di Medan yang serupa banjir tahun 2002.

Ada yang belum aku tulis mengenai kejadian lain hari Rabu sore itu sebelum aku menelepon ke TV baru itu. Saat Rabu sore menjelang Maghrib di acara Kabar Petang 5 Januari 2011 itu, dimana ada interview dengan psikolog forensik Reza Indragiri Amril mengenai kasus paspor dan kepergian Gayus ke luar negeri dan antara lain pak Reza menyebut sifat Gayus itu manipulatif, muncul SMS ke hp-ku. Isi SMS adalah tiket gratis nonton film “The Tourist” di Plaza Senayan 21, dengan cara datang hari Jumat sore tanggal 7 Januari 2011 jam 17.00 dan 250 orang pertama yang datang akan mendapatkan tiket gratis itu. SMS itu bahkan muncul dua kali. Akupun langsung berpikir, mungkin karena wajahku mirip Gayus Tambunan jadi aku diberi SMS tiket gratis film “The Tourist” itu, sebab kasus yang sedang hangat sekarang ‘kan juga mengenai Gayus menjadi “tourist” ke Macau, Malaysia dan Singapura dengan paspor yang diduga asli tapi palsu atas nama Sony Laksono.

Sehingga aku pikir SMS yang muncul sampai dua kali dengan selang waktu sekitar lima menit itu, yang bersamaan dengan di TV-One sedang ada interview soal paspor Gayus, mungkin isyarat agar aku pergi ke studio TV tempat kerja kamu yang baru itu, menjadi “tourist” seperti Gayus agar persoalan kita segera beres. Maka itu pula Rabu sore itu aku segera nelepon ke TV baru itu dan mengatakan akan datang keesokan hari pada Kamis.

Setelah pada Kamis pagi aku baru ingat bahwa hari Kamis itu adalah tanggal 6 yang dapat diartikan menanggalkan kesediaanku untuk “end A.M.”, sehingga aku membatalkan rencana datang ke studio TV itu, kemudian aku pikir mungkin lebih baik hari Jumat tanggal 7 Januari 2011 aku datang. Tapi pada Jumat pagi aku masih harus menyelesaikan surat “Janji Datang Tanggal Enam, Lalu Medan Banjir” tentang kejadian Rabu dan Kamis itu. Lagipula aku pikir kalaupun mau datang lebih baik aku janjian langsung sama orang yang akan aku temui, dalam hal ini di bagian personalia, bukan cuma titip pesan ke entah siapa yang terima telepon hari Rabu sore itu.

Dan kesempatan untuk mendapat tiket gratis film “The Tourist” itu juga tidak aku pergunakan. Sebab aku pikir pelanggan Telkomsel di Jakarta ‘kan ada ratusan ribu orang atau mungkin jutaan, sedangkan tiket gratis yang disediakan cuma 250, berarti para peminat tiket gratis itu bisa berjubel seperti waktu orang berebut tiket AFF di stadion Senayan beberapa minggu lalu.

Sabtu 8 Januari 2011, muncul berita mengenai beberapa orang tokoh wafat pada hari yang sama, yaitu pengusaha terkemuka pak Sudwikatmono, pemusik handal Elfa Secioria, dan bu Maemunah Thamrin istri pengarang terkenal Pramudya Ananta Toer.

Berita duka cita itu seperti terkait dengan soal kita juga. Pak Sudwikatmono adalah ayah dari Agus Sudwikatmono yang aku tulis di surat “Test Tahan Godaan Duniawi” soal beberapa orang terkaya Indonesia berusia muda. Juga seperti terkait SMS tiket gratis nonton film “The Tourist” di Plaza Senayan 21 itu, sebab pak Sudwikatmono adalah pemilik dan perintis bioskop group 21. Angka 21 dari bioskop-bioskop itu ‘kan seperti nama beliau, “dwi” berarti 2 dan “mono” berarti 1.

Nama depan pemusik handal Elfa Secioria seperti kata “alfa” yang berarti lupa, dan nama belakang Secioria seperti kata “serius”, sehingga seperti isyarat agar jangan lupa untuk serius membereskan persoalan kita.

Sedangkan orang ketiga yang wafat hari Sabtu itu adalah bu Maemunah Thamrin istri pengarang terkenal Pramudya Ananta Toer. Nama belakang “Toer” seperti terkait dengan kata “tourist”, sehingga seperti terkait SMS tiket gratis nonton film “The Tourist” di Plaza Senayan 21 itu pula. Sedangkan nama depan almarhumah, Maemunah, seperti nama ibu dari tetanggaku cewe yang dulu pernah nonton bioskop sampai dua kali sama aku.

Jumlah tokoh yang meninggal pada hari yang sama Sabtu 8 Januari 2011 itu seperti isyarat soal apa yang sering aku ungkapkan mengenai kalau orang-orang yang terkait dengan tiga atau salib diangkat dari bumi ini, dapat menyebabkan terjadi perebutan senjata-senjata pemusnah masal, sehingga dapat menyebabkan Perang Dunia 3 yang berujung ke hari kiamat mengingat kedahsyatan senjata-senjata pemusnah masal itu. Sehingga aku sempat berpikir apakah kemusnahan manusia memang sudah tidak terelakkan, sebab kamupun sudah menghilang entah kemana dan waktu aku dapat info kamu pindah ke TV baru ternyata setelah aku telpon ke TV baru itu aku dapat info nggak ada nama kamu di TV baru itu.

Kemudian hari Minggu 9 Januari 2011 ternyata ada tokoh keempat yang juga meninggal dunia yaitu Prof. Midian Sirait, seorang tokoh dari Partai Golkar. Nama depan beliau, Midian, seperti mengingatkan aku soal Lady Diana yang wafat setelah aku kirimi beberapa surat, buatkan beberapa lukisan, dan aku usulkan untuk berjodoh dengan seorang penguasa tapi kemudian beliau bertunangan dengan Doddy Al Fayed dan kemudian wafat pada kecelakaan mobil. Sehingga seperti peringatan bahwa kalau aku salah langkah maka kamu dapat menjadi seperti Lady Di.


Jakarta, 11 Januari 2011.
wassalam,


a.m. firmansyah
sms 0812 183 1538


Tinggalkan komentar