Rahma Sarita: assalamualaikum wr wb

HAL: Makna “Pankasila” Dan “Mengukapkan” Pada Pidato Presiden Obama


U.S. President Barack Obama delivers a speech at the University of Indonesia in Jakarta November 10, 2010. Obama said on Wednesday much more needs to be done to repair frayed U.S. relations with the Muslim world in an acknowledgement of the difficulties in eradicating “years of mistrust.” REUTERS/Jason Reed (INDONESIA – Tags: POLITICS IMAGES OF THE DAY) Tue Nov 9, 9:55 PM ET

First lady Michelle Obama sits between Indonesian President Susilo Bambang Yudhoyono, left, and former Indonesian President Megawati Sukarnoputri, at the state dinner at the Istana Negara in Jakarta, Indonesia, Tuesday, Nov. 9, 2010. (AP Photo/Charles Dharapak) Tue Nov 9, 9:10 AM ET

…..
…..
…..
…..
…..

teks resmi secara lengkap dapat dilihat pada:http://www.whitehouse.gov/the-press-office/2010/11/10/remarks-president-university-indonesia-jakarta-indonesia


Pada pidato presiden Obama di Universitas Indonesia tanggal 10 November 2010 ada beberapa kata yang disebutkan secara tidak tepat. Semula aku pikir itu cuma karena saat beliau di Indonesia dari tahun 1967 sampai 1971 masih digunakan ejaan Indonesia yang lama, sehingga mungkin agak kurang informasi mengenai cara membaca pada ejaan yang baru yang mulai digunakan pada tahun 1972.

Kebetulan lagi pada 11 November 2010 tokoh yang menggagas Ejaan Yang Diperbaharui yaitu almarhum Sutan Takdir Alisyahbana memperoleh Bintang Mahaputera Adipradana bersama beberapa tokoh lain dalam upacara di Istana Negara oleh presiden SBY.

Namun kemudian aku pikir dugaanku itu rada kurang tepat juga, sebab yang dieja tidak dengan baik itu antara lain adalah kata Pancasila, yang dibaca menjadi “Pan-ka-si-la” oleh presiden Obama saat pidato di UI itu. Padahal pada saat presiden Obama bersekolah di Indonesia selama empat tahun dari 1967 sampai 1971 cuma ada satu stasiun TV yaitu TVRI yang setiap hari menampilkan lagu Garuda Pancasila berserta gambar masing-masing Sila.

Di pihak lain, pada saat menyebut kata “becak”, disebut dengan benar. Kalau dilihat dari teks resmi yang muncul di website Whitehouse, memang jelas terlihat bahwa untuk kata becak ditulis dengan “betchak”. Dalam bahasa Inggris, “ch” dibaca seperti “c” pada bahasa Indonesia, misalkan pada kata “choose”, “Chicago”, “change”, dan lain-lain. Sedangkan untuk kata Pancasila, tidak ditulis “Panchasila” melainkan tetap seperti asli yaitu Pancasila. Padahal dalam bahasa Inggris memang huruf “c” dibaca antara lain seperit huruf “k” misalkan pada kata “case”, “clear”, “connection” dan lain-lain, sehingga tidak heran kalau oleh presiden Obama dibaca sebagai “Pankasila”.

Tapi presiden Obama bersekolah di Indonesia selama empat tahun dari tahun 1967 sampai 1971 dan seperti aku sebut diatas, pada era 1967 sampai 1971 itu cuma ada satu stasiun TV yaitu TVRI yang setiap hari menampilkan lagu Garuda Pancasila beserta gambar masing-masing Sila. Apakah mungkin seorang secerdas presiden Obama dengan mudah lupa cara menyebut Pancasila.

Maka kemudian aku pikir ini terkait dengan isyarat untuk kita berdua. Sebab ada beberapa kata yang memang seperti sengaja disebut secara berbeda. Agar lebih jelas aku uraikan satu persatu, namun untuk sate dan bakso mungkin sudah cukup jelas jadi tidak perlu ditulis disini.

Pada alinea ke enam, muncul kata “becak” dan disebut dengan benar. Dari teks resmi terlihat bahwa kata becak itu ditulis dengan “Betchaks”. Dimuat pada alinea ke enam, sehingga seperti memuat isyarat “end A.M.” sesuai kesediaanku untuk ketemu ajal untuk kebaikan umat manusia dan itu dianggap merupakan langkah yang benar.

Pada alinea ke limabelas muncul kata-kata Bhinneka Tunggal Ika untuk pertama kali pada pidato ini, namun disebut sebagai “benika” bukan “bineka”. Sehingga seperti isyarat agar aku “menikah” untuk ketemu ajal untuk kebaikan umat manusia.

Pada alinea ke empat puluh lima muncul lagi kata-kata Bhinneka Tunggal Ika untuk kedua kali dan kali ini disebut dengan benar. Empat puluh lima adalah tahun kemerdekaan Indonesia yang merupakan kebaikan untuk rakyat Indonesia. Sehingga aku “menikah” untuk ketemu ajal itupun untuk kebaikan, bukan cuma kebaikan untuk rakyat Indonesia tapi kebaikan untuk umat manusia.

Pada alinea ke empat puluh tujuh muncul kata Pancasila yang dibaca oleh presiden Obama dengan “Panka-sila”. Mungkin terkait dengan nama penyanyi terkenal “Paul Anka” dan kata “silakan”, karena pada tahun 2001 aku telah mempersilakan pak Naufal yang anggota polisi untuk menikah dengan kamu. Penyanyi Paul Anka terkenal pada era tahun limapuluhan sampai enampuluhan antara lain dengan lagu “My Way”. Kemudian melakukan come-back pada tahun tujuhpuluhan dengan hits “My Little Girl Becomes A Big Girl Now”, dan ungkapan yang kurang lebih bermakna senada dengan judul lagu itu pernah diucapkan presiden Obama mengenai sang anak sulung Malia yang sedang tumbuh besar.

Pada alinea ke lima puluh atau alinea terakhir, muncul kata “mengucapkan” yang dibaca menjadi “mengukapkan”. Pidato itu dibacakan di kampus UI di Depok yang termasuk wilayah Jawa Barat yang dikenal banyak masyarakat berbahasa Sunda. Dalam bahasa Sunda, kata “ke” menjadi “ka”, seperti “kesitu” menjadi “kaditu”, “kemana” menjadi “kamana”, dan lain-lain. Maka kata “mengucapkan” yang dibaca “mengukapkan” itu seperti peringatan untuk aku, seperti berarti kalau aku me-“ng” dengan perempuan lain, menikah bukan dengan kamu, maka kamu yang seperti dulu menikah ke polisi dapat menjadi ke “end”, ketemu ajal seperti Lady Di.


Jakarta, 17 November 2010.
wassalam,


a.m. firmansyah
sms 0812 183 1538


Tinggalkan komentar